KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami
telah dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN SINDROM
DOWN”. Tujuan kami membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas serta menambah pengetahuan kami tentang keperawatan.
Meskipun kami
telah berusaha segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah kami belum
sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang diberikan akan kami
sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi nilai tambah bagi
kami semua yang memanfaatkannya.
Padang, september 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sindrom down merupakan kelainan kromosom autosomal
yang paling banyak terjadi pada manusia. Angka kejadian pada tahun 1994
mencapai 1.0 - 1.2 per 1000 kelahiran dan pada 20 tahun yang laludilaporkan 1,6
per 1000 kelahiran. Kebanyakan anak dengan sindrom down dilahirkan oleh wanita
yang berusia datas 35 tahun. Sindrom down dapat terjadi pada semua ras.
Dikatakan angka kejadian pada orang kulit putih lebih tinggi dari orang hitam
(Soetjiningsih). Sumber lain mengatakan bahwa angka kejadian 1,5 per 1000 kelahiran,
ditemukan pada semua suku dan ras, terdapat pada penderita retardasi mental
sekitar 10 %, secara statistik lebih banyak di lahirkan oleh ibu yang berusia
lebih dari 30 tahun, prematur dan pada ibu yang usianya terlalu muda (Staf
pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI).
Kejadian sindrom Down dianggarkan pada 1 setiap 800
hingga 1 setiap 1000 kelahiran. Pada 2006, Pusat Kawalan Penyakit (Center for
Disease Control) menganggarkan kadar sehingga 1 setiap 733 kelahiran hidup di
Amerika Sarikat. Sekitar 95% dari penyebab sindrom down adalah kromosom 21.
Sindrom Down berlaku dikalangan semua ethnik dan semua golongan tahap ekonomi.
memberi kesan kepada risiko kehamilan bayi dengan sindrom Down. Pada ibu
berusia antara 20 hingga 24, risikonya adalah 1/1490; pada usia 40 risikonya
adalah 1/60, dan pada usia 49 risikonya adalah 1/11. Sungguhpun risiko
meningkat dengan usia ibu, 80% kanak-kanak dengan sindrom Down dilahirkan pada
wanita bawah usia 35, menunjukkan kesuburan keseluruhan kumpulan usia tersebut.
Selain usia ibu, tiada faktor risiko lain diketahui (wikipedia melayu).
B.
Tujuan
Diharapkan mahasiswa memahami dan mengerti tentang
ciri-ciri penyakit ini, selain itu mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan
anak dengan down sindrom.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Down syndrome merupakan kelainan yang dapat dikenal
dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada
keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental. Syndrome Down adalah suatu
kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan
adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat
kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi
pembelahan (Wikipedia indonesia).Sindroma Down (Trisomi 21, Mongolisme) adalah
suatu kelainan kromosom yang menyebabkan keterbelakangan mental (retardasi
mental) dan kelainan fisik (medicastore).
Sindrom Down adalah kecacatan kromosom bercirikan
kehadiran bahan genetik salinan tambahan kromosom pada keseluruhan trisomi 21
atau sebahagian, disebabkan translokasi kromosom (wikipedia melayu).
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat
dikenali dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi
akibat adanya kromosom 21 yang berlebihan (Soetjiningsih).
2. Anatomi dan
fisiologi
·
Sel adalah
bagian terkecil dari manusia secara struktural dan fungsional.
·
Bagian dari
inti sel adalah nucleus, yang berisi benang-benangkromatin.
·
Saat
pembelahan, kromatin akan menjadi pilinan padat, lalu saling bergabung yang
dinamakan kromosom.
·
Kromosom
memegang peranan penting dalam hereditas (penurunan sifat dari induk kepada
anaknya), mutasi, menimbulkan variasi dan perkembangan evolusi makhluk hidup.
·
Kromosom
tersusun atas nukleo protein -> suatu
senyawa campuran asam nukleat dengan protein seperti histon dan/atauprotamin.
·
Asam nukleat
berperan sebagai bahan genetik. 2 macam asam nukleat yaitu DNA dan RNA
·
Sel tubuh
manusia memiliki 23 pasang kromosom tubuh yg disebut sebagai autosom dan 1
pasang kromosom seks yang disebut fgn genom.
·
Pada awal
pembelahan, kromatin membentuk struktur yang sangat padat dan terjadi duplikasi
kromosom sehingga terbentuk lengan kromosom yang disebut kromatid
·
Kromatid
terhubungkan pada suatu simpul sentromer.
·
Kromosom yang
terdiri dari 2 kromatid disebut kromosom duplex.
·
Selama
pembelahan sel, kromatid dari setiap kromosom akan terpisah pada dua buah anak
sel sehingga menghasilkan kromosom simplex.
Berdasarkan letak
sentromer, kromosom dapat dikelompokkan menjadi:
·
Metasentrik -> sentromer terletak di tengah-tengah dan kromosom tampak
membentuk huruf V (lengan kromosom hampir sama panjang).
·
Submetasentrik -> letak sentromer mendekati bagian tengah kromosom (lengan
kromosom yang satu lebih pendek dari yg lainnya)
·
Akrosentrik -> letak sentromer mendekati salah satu ujung kromosom
·
Telosentrik: sentromer terletak di ujung kromosom
3.
Etiologi
Penyebab dari Sindrom Down adalah adanya kelainan
kromosom yaitu terletak pada kromosom 21 dan 15, dengan kemungkinan-kemungkinan
:
v Non disjunction (pembentukan gametosit)
a.
Genetik
Bersifat
menurun. Hal ini dibuktikan dengan penelitian epidemiologi pada keluarga yang
memiliki riwayat sindrom down akan terjadi peningkatan resiko pada
keturunannya.
b.
Radiasi
Menurut Uchida (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak karangan Soetjiningsih) menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down adal ibu yang pernah mengalami radiasi pada daerah perut. Sehingga dapat terjadi mutasi gen.
Menurut Uchida (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak karangan Soetjiningsih) menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down adal ibu yang pernah mengalami radiasi pada daerah perut. Sehingga dapat terjadi mutasi gen.
c.
Infeksi
juga dikaitkan
dengan sindrom down, tetapi sampai saat ini belum ada ahli yang mampu menemukan
virus yang menyebabkan sindrom down ini.
d.
Autoimun
Penelitian Fial
kow (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak karangan
Soetjiningsih) secara konsisten mendapatkan adanya perbedaan antibodi ibu yang
melahirkan anak dengan sindrom down dengan anak yang normal.
e.
Usia ibu
Usia ibu diatas
35 tahun juga mengakibatkan sindrom down. Hal ini disebabkan karena penurunan
beberapa hormon yang berperan dalam pembentukan janin, termasuk hormon LH dan
FSH.
f.
Ayah
Penelitian sitogenetik mendapatkan
bahwa 20 – 30% kasus penambahan kromosom 21 bersumber dari ayah, tetapi
korelasi tidak setinggi dengan faktor dari ibu.
v
Gangguan
intragametik yaitu gangguan pada gamet, kemungkinan terjadi Translokasi kromosom
21 dan 15.
v
Organisasi
nukleus yaitu sintesis protein yang abnormal sehingga menyebabkan kesalahan DNA
menuju ke RNA.
v
Bahan kimia
juga dapat menyebabkan mutasi gen janin pada saat dalam kandungan.
v
Frekwensi
coitus akan merangsang kontraksi uterus, sehingga dapat berdampak pada janin.
4.
Manifestasi
Klinis
Berat pada bayi yang baru lahir dengan penyakit
sindrom down pada umumnya kurang dari normal, diperkirakan 20% kasus dengan
sindrom down ini lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Anak-anak yang
menderita sindroma down memiliki penampilan yang khas:
- Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil
dengan bagian belakang kepalanya mendatar (sutura sagitalis terpisah).
- Lesi pada iris mata (bintik Brushfield), matanya
sipit ke atas dan kelopak mata berlipat-lipat (lipatan epikantus) serta
jarak pupil yang lebar.
- Kepalanya lebih kecil daripada normal.
(mikrosefalus) dan bentuknya abnormal serta Leher pendek dan besar
- Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa
Congenital Heart Disease (kelainan jantung bawaan). kelainan ini yang
biasanya berakibat fatal di mana bayi dapat meninggal dengan cepat.
- Hidungnya datar (Hidung kemek/Hipoplastik)
lidahnya menonjol, tebal dan kerap terjulur serta mulut yang selalu
terbuka.
- Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari
tangan yang pendek dan seringkali hanya memiliki satu garis tangan pada
telapak tangannya. Tapak tangan ada hanya satu lipatan
- Jarak ibu jari kaki dengan jari kedua lebar
- Jari kelingking hanya terdiri dari dua buku dan
melengkung ke dalam (Plantar Crease).
- Telinganya kecil dan terletak lebih rendah
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (hampir
semua penderita sindroma Down tidak pernah mencapai tinggi badan rata-rata
orang dewasa)
- Keterbelakangan mental.
- Hiper fleksibilitas.
- Bentuk palatum yang tidak normal
- Kelemahan otot
Namun tidak semua ciri – ciri di atas akan terpenuhi
pada penderita penyakit sindrom down, berdasarkan penelitian terakhir orang
dengan penyakit sindrom down juga dapat mengukir prestasi seperti kebanyakan
orang yang normal.
5.
Patofisiologi
Penyebab yang spesifik belum diketahui, tapi kehamilan
oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom
down. Karena diperjirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan
“non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15.
Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua. (livingstone,2006).
6.
Komplikasi
·
Penyakit
Alzheimer’s (penyakit kemunduran susunan syaraf pusat)
·
Leukimia
(penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa terkendalikan).
7.
Prognosis
Sebanyak 44 % syndrom down hidup sampai 60 tahun dan
hanya 14 % hidup sampai 68 tahun. Tingginya angka kejadian penyakit jantung
bawaan pada penderita ini yang mengakibatkan 80 % kematian. Meningkatnya resiko
terkena leukimia pada syndrom down adalah 15 kali dari populasi normal.
Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan menurunkan harapan hidup setelah umur
44 tahun (William,2002).
8.
Pemeriksaan
Diagnosis
Pemeriksaan diagnostik digunakan ntuk mendeteksi
adanya kelainan sindrom down, ada beberapa pemeriksaan yang dapat membantu
menegakkan diagnosa ini, antara lain:
- Pemeriksaan fisik penderita
- Pemeriksaan kromosom (Kariotip manusia biasa hadir sebagai 46
autosom+XX atau 46 autosom+XY, menunjukkan 46 kromosom dengan aturan XX
bagi betina dan 46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan, tetapi pada
sindrom down terjadi kelainan pada kromosom ke 21 dengan bentuk trisomi
atau translokasi kromosom 14 dan 22). Kemungkinan terulang pada kasus
(trisomi adalah sekitar 1%, sedangkan translokasi kromosom 5-15%)
- Ultrasonograpgy (didapatkan brachycephalic, sutura dan fontela
terlambat menutup, tulang ileum dan sayapnya melebar)
- ECG (terdapat kelainan jantung)
- Echocardiogram untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan jantung bawaan mungkin terdapat ASD atau VSD.
- Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood sampling) salah
satunya adalah Dengan adanya Leukemia akut menyebabkan penderita semakin
rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta
pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat.
- Penentuan aspek keturunan
- Dapat ditegakkan melalui
pemeriksaan cairan amnion atau korion pada kehamilan minimal 3 bulan,
terutama kehamilan di usia diatas 35 tahun keatas
- Pemeriksaan dermatoglifik yaitu
lapisan kulit biasanya tampak keriput.
9.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Sampai saat ini belum ditemukan metode
pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap
perkembangannya penderita Down syndrom juga dapat mengalami kemunduran dari
sistim tubuhnya.Dengan demikian penderita harus mendapatkan support maupun
informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas
yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun
mentalnya. Hal yang dapat dilakukan antara lain :
Ø Penanganan Secara Medis
a.
Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk
mengoreksi adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih
cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut.
b.
Pemeriksaan
Dini
ü Pendengaran
Biasanya terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal kelahiran, sehingga dilakukan pemeriksaan secara dini sejak awal kehidupannya.
Biasanya terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal kelahiran, sehingga dilakukan pemeriksaan secara dini sejak awal kehidupannya.
ü Penglihatan
Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh dokter ahli mata
Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh dokter ahli mata
ü Pemeriksaan Nutrisi.
Pada
perkembangannya anak dengan sindrom down akan mengalami gangguan pertumbuhan
baik itu kekurangan gizi pada masa bayi dan prasekolah ataupun kegemukan pada
masa sekolah dan dewasa, sehingga perlu adanya kerjasama dengan ahli gizi.
ü Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang yan dianggap sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina servikalis)
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang yan dianggap sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina servikalis)
Ø Pendidikan
a.
Pendidikan
khusus
Program khus untuk menangani anak dengan sindrom down
adalah membuat desain bangunan dengan menerapkan konsep rangsangan untuk tempat
pendidikan anak-anak down's syndrome. Ada tiga jenis rangsangan, yakni fisik,
akademis dan sosial. Ketiga rangsangan itu harus disediakan di dalam ruangan
maupun di luar ruangan. Hal ini diharapkan anak akan mampu melihat dunia
sebagai sesuatu yang menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja.
b.
Taman bermain
atau taman kanak – kanak
Rangsangan secara motorik diberikan melalui pengadaan
ruang berkumpul dan bermain bersama (outdoor) seperti :
-
Cooperative
Plaza untuk mengikis perilaku pemalu dan penyendiri.
-
Mini Zoo dan
Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk bermain bersama hewan dan tanaman.
c.
Intervensi
dini.
Pada akhir – akhir ini terdapat sejumlah program
intervensi dini yang dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan
lingkungan bagi anak dengan sindrom down. Akan mendapatkan manfaat dari
stimulasi sensori dini, latihan khusus untuk motorik halus dan kasar dan
petunjuk agar anak mau berbahasa. Dengan demikian diharapkan anak akan mampu
menolong diri sendiri, seperti belajar makan, pola eliminasi, mandi dan yang
lainnya yang dapat membentuk perkembangan fisik dan mental.
Ø Penyuluhan terhadap orang tua
Diharapkan penjelasan pertama kepada orang tua
singkat, karena kita memandang bahwa perasaan orang tua sangat beragam dan
kerena kebanyakan orang tua tidak menerima diagnosa itu sementara waktu, hal
ini perlu disadari bahwa orang tua sedang mengalami kekecewaan. Setelah orang
tua merasa bahwa dirinya siap menerima keadaan anaknya, maka penyuluhan yang
diberikan selanjutnya adalah bahwa anak dengan sindrom down itu juga memiliki
hak yang sama dengan anak normal lainnya yaitu kasih sayang dan pengasuhan.
Pada pertemuan selanjutnya penyuluhan yang diberikan
antra lain : Apa itu sindrom down, karakteristik fisik dan antisipasi masalah
tumbuh kembang anak. Orang tua juga harus diberi tahu tentang fungsi motorik,
perkembangan mental dan bahasa. Demikian juga penjelasan tentang kromosom
dengan istilah yang sederhana, informasi tentang resiko kehamilan berikutnya.
10.Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk penyakit sindrom down antara
lain:
ü Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada
bulan-bulan awal kehamilan (lebih dari 3 bulan). Terlebih lagi ibu hamil yang
pernah mempunyai anak dengan Down syndrome atau mereka yang hamil di atas usia
35 tahun harus dengan hati-hati dalam memantau perkembangan janinnya karena
mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan Down syndrome lebih tinggi. Down
Syndrome tidak bisa dicegah, karena Down Syndrome merupakan kelainan yang
disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosom 21 yang harusnya cuma
2 menjadi 3.
ü Konseling genetik juga menjadi alternatif yang sangat
baik, karena dapat menurunkan angka kejadian sindrom down. Dengan Gene
targeting atau Homologous recombination gene dapat dinon-aktifkan. Sehingga
suatu saat gen 21 yang bertanggung jawab terhadap munculnya fenotip sindrom
down dapat di non aktifkan.
ASKEP PADA KLIEN DOWN SYNDROME
A.
Pengkajian
·
Lakukan
pengkajian Fisik
·
Lakukan
pengkajian perkembangan
·
Dapatkan
riwayat keluarga, terutama yang berkaitan dengan usia ibu atau anak lain
mengalami keadaan serupa
·
Observasi
adanya manifestasi Sindrom Down:
1.
Karakeristik
Fisik (Paling sering terlihat)
·
Tengkorak bulat
kecil dengan oksiput datar
·
Lipatan
epikantus bagian dalam dan fisura palpebra serong (mata miring ke atas dan
keluar)
·
Hidung kecil
dengan batang hidung tertekan kebawah (hidung sadel)
·
Lidah menjulur
kadang berfisura
·
Mandibula
hipoplastik (membuat lidah tampak besar)
·
Palatum
berlengkung tinggi
·
Leher pendek
tebal
·
Muskulatur
Hipotonik (perut buncit, hernia umbilikus.
·
Sendi
hiperfleksibel dan lemas
·
Tangan dan kaki
lebar, pandek tumpul.
·
Garis simian
(puncak transversal pada sisi telapak tangan)
2.
Intelegensia
·
Bervariasi dan
retardasi hebat sampai intelegensia normal rendah
·
Umumnya dalam
rentang ringan sampai sedang
·
Kelambatan
bahasa lebih berat daripada kelambatan kognitif
3.
Masalah Sensori
(seringkali berhubungan)
·
Kehilangan
pendengaran konduktif (sangat umum)
·
Strabismus
·
Myopia
·
Nistagmus
·
Katarak
·
Konjungtivitis
4.
Pertumbuhan dan
perkembangan seksual
·
Pertumbuhan tinggi
badan dan BB menurun, umumnya obesitas
·
Perkembangan
seksual terhambat, tidak lengkap atau keduanya
·
Infertile pada
pria, wanita dapat fertile
·
Penuaan
premature uum terjadi, harapan hidup rendah
B.
Diagnosa
Keperawatan
1.
Risiko tinggi
infeksi b/d hipotonia, peningkatan kerentanan terhadap infeksi pernapasan.
2.
Perubahan
nutrisi (pada neonatus) : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan
pemberian makanan karena lidah yang menjulur dan palatum yang tinggi.
3.
Risiko tinggi
cedera b/d hiperekstensibilitas sendi, instabilitas atlantoaksial
4.
Kurangnya
interaksi sosial anak b/d keterbatasan fisik dan mental yang mereka miliki.
5.
Defisit
pengetahuan (orang tua) b/d perawatan anak syndrom down.
C.
Rencana
Keperawatan
1.
Risiko tinggi
infeksi b/d hipotonia, peningkatan kerentanan terhadap infeksi pernapasan
Tujuan : pasien tidak
menunjukkan bukti infeksi pernafasan
Intervensi:
·
Ajarkan
keluarga tentang teknik mencuci tangan yang baik.
Rasional: Untuk
meminimalkan pemajanan pada organisme infektif
·
Tekankan
pentingya mengganti posisi anak dengan sering, terutama penggunaan postur duduk
Rasional: Untuk mencegah
penumpukan sekresi dan memudahkan ekspansi paru
·
Dorong
penggunaan vaporizer uap dingin
Rasional: Untuk mencegah
krusta sekresi dan mengeringnya membrane mukosa
·
Ajarkan pada
keluarga penghisapan hidung dengan spuit tipe-bulb
Rasional: Karena tulang
hidung anak tidak berkembang menyebabkan masalah kronis ketidakadekuatan
drainase mucus
·
Dorong
kepatuhan terhadap imunisasiyang dianjurkan
Rasional: Untuk mencegah
infeksi
·
Tekankan
pentingnya menyelesaikan program antibiotic bila diinstruksikan
Rasional: Untuk
keberhasilan penghilangan infeksi dan mencegah pertumbuhan organism resisten
2.
Perubahan
nutrisi (pada neonatus) : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan
pemberian makanan karena lidah yang menjulur dan palatum yang tinggi.
Tujuan : kesulitan
pemberian makan pada masa bayi menjadi minimal
Intervensi:
·
Hisap hidung
setiap kali sebelum pemberian makan, bila perlu
Rasional: Untuk menghilangkan
mukus
·
Jadwalkan
pemberian makan sedikit tapi sering: biarkan anak untuk beristirahat selama
pemberian makan
Rasional: Karena
menghisap dan makan sulit dilakukan dengan pernapasan mulut
·
Berikan makanan
padat dengan mendorongnya ke mulut bagian belakang dan samping
Rasional: Karena refleks
menelan pada anak dengan sindrom down kurang baik
·
Hitung
kebutuhan kalori untuk memenuhi energy berdasarkan tinggi dan berat badan
Rasional: Memberikan
kalori kepada anak sesuai dengan kebutuhan
·
Pantau tinggi
dan BB dengan interval yang teratur
Rasional: Untuk
mengealuasi asupan nutrisi
·
Rujuk ke
spesialis untuk menentukan masalah makananyang spesifik
Rasional: Mengetahui
diit yang tepat
3.
Risiko tinggi
cedera b/d hiperekstensibilitas sendi, instabilitas atlantoaksial
Tujuan: mengurangi
risiko terjadinya cedera pada pasien dengan sindrom down
Intervensi:
·
Anjurkan
aktivitas bermain dan olahraga yang sesuai dengan maturasi fisik anak, ukuran,
koordinasi dan ketahanan
Rasional: Untuk
menhindari cedera
·
Anjurkan anak
untuk dapat berpartisipasi dalam olahraga yang dapat melibatkan tekanan pada
kepala dan leher
Rasional: Menjauhkan
anak dari factor resiko cedera
·
Ajari keluarga
dan pemberi perawatan lain (mis: guru, pelatih) gejala instabilitas
atlatoaksial
Rasional: Memberikan
perawatan yang tepat
·
Laporkan dengan
segera adanya tanda-tanda kompresi medulla spinalis (nyeri leher menetap,
hilangnya ketrampilanmotorik stabil dan control kandung kemih/usus, perubahan
sensasi)
Rasional: Untuk mencegah
keterlambatan pengobatan
4.
Kurangnya
interaksi sosial anak b/d keterbatasan fisik dan mental yang mereka miliki.
Tujuan: kebutuhan akan
sosialisasi terpenuhi
Intervensi:
·
Motivasi orang
tua agar memberi kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya agar anak
mudah bersosialisasi
Rasional: Pertukem anak
tidak semaikin terhambat
·
Beri
keleluasaan / kebebasan pada anak untuk berekspresi
Rasional: Kemampuan
berekspresi diharapkan dapat menggali potensi anak
5.
Defisit
pengetahuan (orang tua) b/d perawatan anak syndrom down.
Tujuan: orang
tua/keluarga mengerti tentang perawatan pada anaknya
Intervensi:
·
Berikan
motivasi pada orang tua agar memberi lingkungan yang memadai pada anak
Rasional: lingkungan
yang memadai mendukung anak untuk berkembang
·
Dorong
partisipasi orang tua dalam memberi latihan motorik kasar dan halus serta
pentunjuk agar anak mampu berbahasa
Rasional: Kemampuan
berbahasa pada anak akan terlatih
·
Beri motivasi
pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam aktivitas sehari-hari.
Rasional: Aktivitas
sehari-hari akan membantu pertukem anak
D.
Evaluasi
1.
Diagnosa 1
Anak tidak menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi atau distress pernafasan
2.
Diagnosa 2
a.
Bayi
mengkonsumsi makanan dengan jumlah adekuat yang sesuai dengan usia dan
ukurannya
b.
Keluarga
melaporkan kepuasan dalam pemberian makanan
c.
Bayi bertambah
berat badannya sesuai dengan tabel perkembangan
d.
Keluarga
mendapatkan manfaat dari pelayanan spesialis
3.
Diagnosa 3
a.
Anak
berpartisipasi dalam aktivitas bermain dan berolahraga
b.
Anak tidak
mengalami cedera yang berkaitan dengan aktivitas fisik
4.
Diagnosa 4
Anak mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik sehingga anak dapat
menjalin hubungan baik dengan orang lain tidak merasa minder
5.
Diagnosa 5
a.
Keluarga
mengetahui tentang perawatan pada anak dengan Sindrome Down
b.
Keluarga
berpartisipasi aktif dalam perawatan anaknya
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sindrom Down adalah kecacatan kromosom bercirikan
kehadiran bahan genetik salinan tambahan kromosom pada keseluruhan trisomi 21
atau sebahagian, disebabkan translokasi kromosom (wikipedia melayu). Anak
dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya kromosom 21 yang
berlebihan (Soetjiningsih).
Penyebab yang spesifik belum diketahui, tapi kehamilan
oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom
down. Karena diperjirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan
“non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15.
Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua.
B.
Saran
Dalam melakukan perawatan pada anak dengan syndrome
down, seorang perawat harus mempu mengajak keluarga untuk aktif berpartisipasi
dalam setiap kegiatan keperawatan. Hal ini ditujukan untuk memberikan
pendidikan kepada keluarga karena setelah keluar dari rumah sakit maka
keluargalah yang dituntut untuk bisa melakukan perawatan home care.
DAFTAR PUSTAKA
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pedriatrik Edisi 4. Jakara:
EGC
http://link.cd2000.net/cache/?s=http://varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/down-syndrom-pada-anak/
diakses pada 04-02-2014: 21.00 WIB
http://h-bie2.blogspot.com/2009/02/blog-post.html. diakses pada 04-05-2010;
21.37 WIB
MAKALAH
KEPERAWATAN ANAK I
“ASKEPDENGAN
KLIEN DOWN SYNDROME”
O
L
E
H
KELOMPOK 5
RESTIA SRISUCIWA
ASER
INDAH ANDRIANI
ARIFA PERTIWI
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami
telah dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN SINDROM
DOWN”. Tujuan kami membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas serta menambah pengetahuan kami tentang keperawatan.
Meskipun kami
telah berusaha segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah kami belum
sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang diberikan akan kami
sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi nilai tambah bagi
kami semua yang memanfaatkannya.
Padang, september 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sindrom down merupakan kelainan kromosom autosomal
yang paling banyak terjadi pada manusia. Angka kejadian pada tahun 1994
mencapai 1.0 - 1.2 per 1000 kelahiran dan pada 20 tahun yang laludilaporkan 1,6
per 1000 kelahiran. Kebanyakan anak dengan sindrom down dilahirkan oleh wanita
yang berusia datas 35 tahun. Sindrom down dapat terjadi pada semua ras.
Dikatakan angka kejadian pada orang kulit putih lebih tinggi dari orang hitam
(Soetjiningsih). Sumber lain mengatakan bahwa angka kejadian 1,5 per 1000 kelahiran,
ditemukan pada semua suku dan ras, terdapat pada penderita retardasi mental
sekitar 10 %, secara statistik lebih banyak di lahirkan oleh ibu yang berusia
lebih dari 30 tahun, prematur dan pada ibu yang usianya terlalu muda (Staf
pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI).
Kejadian sindrom Down dianggarkan pada 1 setiap 800
hingga 1 setiap 1000 kelahiran. Pada 2006, Pusat Kawalan Penyakit (Center for
Disease Control) menganggarkan kadar sehingga 1 setiap 733 kelahiran hidup di
Amerika Sarikat. Sekitar 95% dari penyebab sindrom down adalah kromosom 21.
Sindrom Down berlaku dikalangan semua ethnik dan semua golongan tahap ekonomi.
memberi kesan kepada risiko kehamilan bayi dengan sindrom Down. Pada ibu
berusia antara 20 hingga 24, risikonya adalah 1/1490; pada usia 40 risikonya
adalah 1/60, dan pada usia 49 risikonya adalah 1/11. Sungguhpun risiko
meningkat dengan usia ibu, 80% kanak-kanak dengan sindrom Down dilahirkan pada
wanita bawah usia 35, menunjukkan kesuburan keseluruhan kumpulan usia tersebut.
Selain usia ibu, tiada faktor risiko lain diketahui (wikipedia melayu).
B.
Tujuan
Diharapkan mahasiswa memahami dan mengerti tentang
ciri-ciri penyakit ini, selain itu mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan
anak dengan down sindrom.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Down syndrome merupakan kelainan yang dapat dikenal
dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada
keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental. Syndrome Down adalah suatu
kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan
adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat
kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi
pembelahan (Wikipedia indonesia).Sindroma Down (Trisomi 21, Mongolisme) adalah
suatu kelainan kromosom yang menyebabkan keterbelakangan mental (retardasi
mental) dan kelainan fisik (medicastore).
Sindrom Down adalah kecacatan kromosom bercirikan
kehadiran bahan genetik salinan tambahan kromosom pada keseluruhan trisomi 21
atau sebahagian, disebabkan translokasi kromosom (wikipedia melayu).
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat
dikenali dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi
akibat adanya kromosom 21 yang berlebihan (Soetjiningsih).
2. Anatomi dan
fisiologi
·
Sel adalah
bagian terkecil dari manusia secara struktural dan fungsional.
·
Bagian dari
inti sel adalah nucleus, yang berisi benang-benangkromatin.
·
Saat
pembelahan, kromatin akan menjadi pilinan padat, lalu saling bergabung yang
dinamakan kromosom.
·
Kromosom
memegang peranan penting dalam hereditas (penurunan sifat dari induk kepada
anaknya), mutasi, menimbulkan variasi dan perkembangan evolusi makhluk hidup.
·
Kromosom
tersusun atas nukleo protein -> suatu
senyawa campuran asam nukleat dengan protein seperti histon dan/atauprotamin.
·
Asam nukleat
berperan sebagai bahan genetik. 2 macam asam nukleat yaitu DNA dan RNA
·
Sel tubuh
manusia memiliki 23 pasang kromosom tubuh yg disebut sebagai autosom dan 1
pasang kromosom seks yang disebut fgn genom.
·
Pada awal
pembelahan, kromatin membentuk struktur yang sangat padat dan terjadi duplikasi
kromosom sehingga terbentuk lengan kromosom yang disebut kromatid
·
Kromatid
terhubungkan pada suatu simpul sentromer.
·
Kromosom yang
terdiri dari 2 kromatid disebut kromosom duplex.
·
Selama
pembelahan sel, kromatid dari setiap kromosom akan terpisah pada dua buah anak
sel sehingga menghasilkan kromosom simplex.
Berdasarkan letak
sentromer, kromosom dapat dikelompokkan menjadi:
·
Metasentrik -> sentromer terletak di tengah-tengah dan kromosom tampak
membentuk huruf V (lengan kromosom hampir sama panjang).
·
Submetasentrik -> letak sentromer mendekati bagian tengah kromosom (lengan
kromosom yang satu lebih pendek dari yg lainnya)
·
Akrosentrik -> letak sentromer mendekati salah satu ujung kromosom
·
Telosentrik: sentromer terletak di ujung kromosom
3.
Etiologi
Penyebab dari Sindrom Down adalah adanya kelainan
kromosom yaitu terletak pada kromosom 21 dan 15, dengan kemungkinan-kemungkinan
:
v Non disjunction (pembentukan gametosit)
a.
Genetik
Bersifat
menurun. Hal ini dibuktikan dengan penelitian epidemiologi pada keluarga yang
memiliki riwayat sindrom down akan terjadi peningkatan resiko pada
keturunannya.
b.
Radiasi
Menurut Uchida (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak karangan Soetjiningsih) menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down adal ibu yang pernah mengalami radiasi pada daerah perut. Sehingga dapat terjadi mutasi gen.
Menurut Uchida (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak karangan Soetjiningsih) menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down adal ibu yang pernah mengalami radiasi pada daerah perut. Sehingga dapat terjadi mutasi gen.
c.
Infeksi
juga dikaitkan
dengan sindrom down, tetapi sampai saat ini belum ada ahli yang mampu menemukan
virus yang menyebabkan sindrom down ini.
d.
Autoimun
Penelitian Fial
kow (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak karangan
Soetjiningsih) secara konsisten mendapatkan adanya perbedaan antibodi ibu yang
melahirkan anak dengan sindrom down dengan anak yang normal.
e.
Usia ibu
Usia ibu diatas
35 tahun juga mengakibatkan sindrom down. Hal ini disebabkan karena penurunan
beberapa hormon yang berperan dalam pembentukan janin, termasuk hormon LH dan
FSH.
f.
Ayah
Penelitian sitogenetik mendapatkan
bahwa 20 – 30% kasus penambahan kromosom 21 bersumber dari ayah, tetapi
korelasi tidak setinggi dengan faktor dari ibu.
v
Gangguan
intragametik yaitu gangguan pada gamet, kemungkinan terjadi Translokasi kromosom
21 dan 15.
v
Organisasi
nukleus yaitu sintesis protein yang abnormal sehingga menyebabkan kesalahan DNA
menuju ke RNA.
v
Bahan kimia
juga dapat menyebabkan mutasi gen janin pada saat dalam kandungan.
v
Frekwensi
coitus akan merangsang kontraksi uterus, sehingga dapat berdampak pada janin.
4.
Manifestasi
Klinis
Berat pada bayi yang baru lahir dengan penyakit
sindrom down pada umumnya kurang dari normal, diperkirakan 20% kasus dengan
sindrom down ini lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Anak-anak yang
menderita sindroma down memiliki penampilan yang khas:
- Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil
dengan bagian belakang kepalanya mendatar (sutura sagitalis terpisah).
- Lesi pada iris mata (bintik Brushfield), matanya
sipit ke atas dan kelopak mata berlipat-lipat (lipatan epikantus) serta
jarak pupil yang lebar.
- Kepalanya lebih kecil daripada normal.
(mikrosefalus) dan bentuknya abnormal serta Leher pendek dan besar
- Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa
Congenital Heart Disease (kelainan jantung bawaan). kelainan ini yang
biasanya berakibat fatal di mana bayi dapat meninggal dengan cepat.
- Hidungnya datar (Hidung kemek/Hipoplastik)
lidahnya menonjol, tebal dan kerap terjulur serta mulut yang selalu
terbuka.
- Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari
tangan yang pendek dan seringkali hanya memiliki satu garis tangan pada
telapak tangannya. Tapak tangan ada hanya satu lipatan
- Jarak ibu jari kaki dengan jari kedua lebar
- Jari kelingking hanya terdiri dari dua buku dan
melengkung ke dalam (Plantar Crease).
- Telinganya kecil dan terletak lebih rendah
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan (hampir
semua penderita sindroma Down tidak pernah mencapai tinggi badan rata-rata
orang dewasa)
- Keterbelakangan mental.
- Hiper fleksibilitas.
- Bentuk palatum yang tidak normal
- Kelemahan otot
Namun tidak semua ciri – ciri di atas akan terpenuhi
pada penderita penyakit sindrom down, berdasarkan penelitian terakhir orang
dengan penyakit sindrom down juga dapat mengukir prestasi seperti kebanyakan
orang yang normal.
5.
Patofisiologi
Penyebab yang spesifik belum diketahui, tapi kehamilan
oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom
down. Karena diperjirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan
“non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15.
Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua. (livingstone,2006).
6.
Komplikasi
·
Penyakit
Alzheimer’s (penyakit kemunduran susunan syaraf pusat)
·
Leukimia
(penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa terkendalikan).
7.
Prognosis
Sebanyak 44 % syndrom down hidup sampai 60 tahun dan
hanya 14 % hidup sampai 68 tahun. Tingginya angka kejadian penyakit jantung
bawaan pada penderita ini yang mengakibatkan 80 % kematian. Meningkatnya resiko
terkena leukimia pada syndrom down adalah 15 kali dari populasi normal.
Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan menurunkan harapan hidup setelah umur
44 tahun (William,2002).
8.
Pemeriksaan
Diagnosis
Pemeriksaan diagnostik digunakan ntuk mendeteksi
adanya kelainan sindrom down, ada beberapa pemeriksaan yang dapat membantu
menegakkan diagnosa ini, antara lain:
- Pemeriksaan fisik penderita
- Pemeriksaan kromosom (Kariotip manusia biasa hadir sebagai 46
autosom+XX atau 46 autosom+XY, menunjukkan 46 kromosom dengan aturan XX
bagi betina dan 46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan, tetapi pada
sindrom down terjadi kelainan pada kromosom ke 21 dengan bentuk trisomi
atau translokasi kromosom 14 dan 22). Kemungkinan terulang pada kasus
(trisomi adalah sekitar 1%, sedangkan translokasi kromosom 5-15%)
- Ultrasonograpgy (didapatkan brachycephalic, sutura dan fontela
terlambat menutup, tulang ileum dan sayapnya melebar)
- ECG (terdapat kelainan jantung)
- Echocardiogram untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan jantung bawaan mungkin terdapat ASD atau VSD.
- Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood sampling) salah
satunya adalah Dengan adanya Leukemia akut menyebabkan penderita semakin
rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta
pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat.
- Penentuan aspek keturunan
- Dapat ditegakkan melalui
pemeriksaan cairan amnion atau korion pada kehamilan minimal 3 bulan,
terutama kehamilan di usia diatas 35 tahun keatas
- Pemeriksaan dermatoglifik yaitu
lapisan kulit biasanya tampak keriput.
9.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Sampai saat ini belum ditemukan metode
pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap
perkembangannya penderita Down syndrom juga dapat mengalami kemunduran dari
sistim tubuhnya.Dengan demikian penderita harus mendapatkan support maupun
informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas
yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik maupun
mentalnya. Hal yang dapat dilakukan antara lain :
Ø Penanganan Secara Medis
a.
Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk
mengoreksi adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih
cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut.
b.
Pemeriksaan
Dini
ü Pendengaran
Biasanya terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal kelahiran, sehingga dilakukan pemeriksaan secara dini sejak awal kehidupannya.
Biasanya terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal kelahiran, sehingga dilakukan pemeriksaan secara dini sejak awal kehidupannya.
ü Penglihatan
Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh dokter ahli mata
Sering terjadi gangguan mata, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh dokter ahli mata
ü Pemeriksaan Nutrisi.
Pada
perkembangannya anak dengan sindrom down akan mengalami gangguan pertumbuhan
baik itu kekurangan gizi pada masa bayi dan prasekolah ataupun kegemukan pada
masa sekolah dan dewasa, sehingga perlu adanya kerjasama dengan ahli gizi.
ü Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang yan dianggap sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina servikalis)
Diperlukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang yan dianggap sangat mengganggu atau mengancam jiwa (spina servikalis)
Ø Pendidikan
a.
Pendidikan
khusus
Program khus untuk menangani anak dengan sindrom down
adalah membuat desain bangunan dengan menerapkan konsep rangsangan untuk tempat
pendidikan anak-anak down's syndrome. Ada tiga jenis rangsangan, yakni fisik,
akademis dan sosial. Ketiga rangsangan itu harus disediakan di dalam ruangan
maupun di luar ruangan. Hal ini diharapkan anak akan mampu melihat dunia
sebagai sesuatu yang menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja.
b.
Taman bermain
atau taman kanak – kanak
Rangsangan secara motorik diberikan melalui pengadaan
ruang berkumpul dan bermain bersama (outdoor) seperti :
-
Cooperative
Plaza untuk mengikis perilaku pemalu dan penyendiri.
-
Mini Zoo dan
Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk bermain bersama hewan dan tanaman.
c.
Intervensi
dini.
Pada akhir – akhir ini terdapat sejumlah program
intervensi dini yang dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan
lingkungan bagi anak dengan sindrom down. Akan mendapatkan manfaat dari
stimulasi sensori dini, latihan khusus untuk motorik halus dan kasar dan
petunjuk agar anak mau berbahasa. Dengan demikian diharapkan anak akan mampu
menolong diri sendiri, seperti belajar makan, pola eliminasi, mandi dan yang
lainnya yang dapat membentuk perkembangan fisik dan mental.
Ø Penyuluhan terhadap orang tua
Diharapkan penjelasan pertama kepada orang tua
singkat, karena kita memandang bahwa perasaan orang tua sangat beragam dan
kerena kebanyakan orang tua tidak menerima diagnosa itu sementara waktu, hal
ini perlu disadari bahwa orang tua sedang mengalami kekecewaan. Setelah orang
tua merasa bahwa dirinya siap menerima keadaan anaknya, maka penyuluhan yang
diberikan selanjutnya adalah bahwa anak dengan sindrom down itu juga memiliki
hak yang sama dengan anak normal lainnya yaitu kasih sayang dan pengasuhan.
Pada pertemuan selanjutnya penyuluhan yang diberikan
antra lain : Apa itu sindrom down, karakteristik fisik dan antisipasi masalah
tumbuh kembang anak. Orang tua juga harus diberi tahu tentang fungsi motorik,
perkembangan mental dan bahasa. Demikian juga penjelasan tentang kromosom
dengan istilah yang sederhana, informasi tentang resiko kehamilan berikutnya.
10.Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk penyakit sindrom down antara
lain:
ü Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada
bulan-bulan awal kehamilan (lebih dari 3 bulan). Terlebih lagi ibu hamil yang
pernah mempunyai anak dengan Down syndrome atau mereka yang hamil di atas usia
35 tahun harus dengan hati-hati dalam memantau perkembangan janinnya karena
mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan Down syndrome lebih tinggi. Down
Syndrome tidak bisa dicegah, karena Down Syndrome merupakan kelainan yang
disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosom 21 yang harusnya cuma
2 menjadi 3.
ü Konseling genetik juga menjadi alternatif yang sangat
baik, karena dapat menurunkan angka kejadian sindrom down. Dengan Gene
targeting atau Homologous recombination gene dapat dinon-aktifkan. Sehingga
suatu saat gen 21 yang bertanggung jawab terhadap munculnya fenotip sindrom
down dapat di non aktifkan.
ASKEP PADA KLIEN DOWN SYNDROME
A.
Pengkajian
·
Lakukan
pengkajian Fisik
·
Lakukan
pengkajian perkembangan
·
Dapatkan
riwayat keluarga, terutama yang berkaitan dengan usia ibu atau anak lain
mengalami keadaan serupa
·
Observasi
adanya manifestasi Sindrom Down:
1.
Karakeristik
Fisik (Paling sering terlihat)
·
Tengkorak bulat
kecil dengan oksiput datar
·
Lipatan
epikantus bagian dalam dan fisura palpebra serong (mata miring ke atas dan
keluar)
·
Hidung kecil
dengan batang hidung tertekan kebawah (hidung sadel)
·
Lidah menjulur
kadang berfisura
·
Mandibula
hipoplastik (membuat lidah tampak besar)
·
Palatum
berlengkung tinggi
·
Leher pendek
tebal
·
Muskulatur
Hipotonik (perut buncit, hernia umbilikus.
·
Sendi
hiperfleksibel dan lemas
·
Tangan dan kaki
lebar, pandek tumpul.
·
Garis simian
(puncak transversal pada sisi telapak tangan)
2.
Intelegensia
·
Bervariasi dan
retardasi hebat sampai intelegensia normal rendah
·
Umumnya dalam
rentang ringan sampai sedang
·
Kelambatan
bahasa lebih berat daripada kelambatan kognitif
3.
Masalah Sensori
(seringkali berhubungan)
·
Kehilangan
pendengaran konduktif (sangat umum)
·
Strabismus
·
Myopia
·
Nistagmus
·
Katarak
·
Konjungtivitis
4.
Pertumbuhan dan
perkembangan seksual
·
Pertumbuhan tinggi
badan dan BB menurun, umumnya obesitas
·
Perkembangan
seksual terhambat, tidak lengkap atau keduanya
·
Infertile pada
pria, wanita dapat fertile
·
Penuaan
premature uum terjadi, harapan hidup rendah
B.
Diagnosa
Keperawatan
1.
Risiko tinggi
infeksi b/d hipotonia, peningkatan kerentanan terhadap infeksi pernapasan.
2.
Perubahan
nutrisi (pada neonatus) : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan
pemberian makanan karena lidah yang menjulur dan palatum yang tinggi.
3.
Risiko tinggi
cedera b/d hiperekstensibilitas sendi, instabilitas atlantoaksial
4.
Kurangnya
interaksi sosial anak b/d keterbatasan fisik dan mental yang mereka miliki.
5.
Defisit
pengetahuan (orang tua) b/d perawatan anak syndrom down.
C.
Rencana
Keperawatan
1.
Risiko tinggi
infeksi b/d hipotonia, peningkatan kerentanan terhadap infeksi pernapasan
Tujuan : pasien tidak
menunjukkan bukti infeksi pernafasan
Intervensi:
·
Ajarkan
keluarga tentang teknik mencuci tangan yang baik.
Rasional: Untuk
meminimalkan pemajanan pada organisme infektif
·
Tekankan
pentingya mengganti posisi anak dengan sering, terutama penggunaan postur duduk
Rasional: Untuk mencegah
penumpukan sekresi dan memudahkan ekspansi paru
·
Dorong
penggunaan vaporizer uap dingin
Rasional: Untuk mencegah
krusta sekresi dan mengeringnya membrane mukosa
·
Ajarkan pada
keluarga penghisapan hidung dengan spuit tipe-bulb
Rasional: Karena tulang
hidung anak tidak berkembang menyebabkan masalah kronis ketidakadekuatan
drainase mucus
·
Dorong
kepatuhan terhadap imunisasiyang dianjurkan
Rasional: Untuk mencegah
infeksi
·
Tekankan
pentingnya menyelesaikan program antibiotic bila diinstruksikan
Rasional: Untuk
keberhasilan penghilangan infeksi dan mencegah pertumbuhan organism resisten
2.
Perubahan
nutrisi (pada neonatus) : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan
pemberian makanan karena lidah yang menjulur dan palatum yang tinggi.
Tujuan : kesulitan
pemberian makan pada masa bayi menjadi minimal
Intervensi:
·
Hisap hidung
setiap kali sebelum pemberian makan, bila perlu
Rasional: Untuk menghilangkan
mukus
·
Jadwalkan
pemberian makan sedikit tapi sering: biarkan anak untuk beristirahat selama
pemberian makan
Rasional: Karena
menghisap dan makan sulit dilakukan dengan pernapasan mulut
·
Berikan makanan
padat dengan mendorongnya ke mulut bagian belakang dan samping
Rasional: Karena refleks
menelan pada anak dengan sindrom down kurang baik
·
Hitung
kebutuhan kalori untuk memenuhi energy berdasarkan tinggi dan berat badan
Rasional: Memberikan
kalori kepada anak sesuai dengan kebutuhan
·
Pantau tinggi
dan BB dengan interval yang teratur
Rasional: Untuk
mengealuasi asupan nutrisi
·
Rujuk ke
spesialis untuk menentukan masalah makananyang spesifik
Rasional: Mengetahui
diit yang tepat
3.
Risiko tinggi
cedera b/d hiperekstensibilitas sendi, instabilitas atlantoaksial
Tujuan: mengurangi
risiko terjadinya cedera pada pasien dengan sindrom down
Intervensi:
·
Anjurkan
aktivitas bermain dan olahraga yang sesuai dengan maturasi fisik anak, ukuran,
koordinasi dan ketahanan
Rasional: Untuk
menhindari cedera
·
Anjurkan anak
untuk dapat berpartisipasi dalam olahraga yang dapat melibatkan tekanan pada
kepala dan leher
Rasional: Menjauhkan
anak dari factor resiko cedera
·
Ajari keluarga
dan pemberi perawatan lain (mis: guru, pelatih) gejala instabilitas
atlatoaksial
Rasional: Memberikan
perawatan yang tepat
·
Laporkan dengan
segera adanya tanda-tanda kompresi medulla spinalis (nyeri leher menetap,
hilangnya ketrampilanmotorik stabil dan control kandung kemih/usus, perubahan
sensasi)
Rasional: Untuk mencegah
keterlambatan pengobatan
4.
Kurangnya
interaksi sosial anak b/d keterbatasan fisik dan mental yang mereka miliki.
Tujuan: kebutuhan akan
sosialisasi terpenuhi
Intervensi:
·
Motivasi orang
tua agar memberi kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya agar anak
mudah bersosialisasi
Rasional: Pertukem anak
tidak semaikin terhambat
·
Beri
keleluasaan / kebebasan pada anak untuk berekspresi
Rasional: Kemampuan
berekspresi diharapkan dapat menggali potensi anak
5.
Defisit
pengetahuan (orang tua) b/d perawatan anak syndrom down.
Tujuan: orang
tua/keluarga mengerti tentang perawatan pada anaknya
Intervensi:
·
Berikan
motivasi pada orang tua agar memberi lingkungan yang memadai pada anak
Rasional: lingkungan
yang memadai mendukung anak untuk berkembang
·
Dorong
partisipasi orang tua dalam memberi latihan motorik kasar dan halus serta
pentunjuk agar anak mampu berbahasa
Rasional: Kemampuan
berbahasa pada anak akan terlatih
·
Beri motivasi
pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam aktivitas sehari-hari.
Rasional: Aktivitas
sehari-hari akan membantu pertukem anak
D.
Evaluasi
1.
Diagnosa 1
Anak tidak menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi atau distress pernafasan
2.
Diagnosa 2
a.
Bayi
mengkonsumsi makanan dengan jumlah adekuat yang sesuai dengan usia dan
ukurannya
b.
Keluarga
melaporkan kepuasan dalam pemberian makanan
c.
Bayi bertambah
berat badannya sesuai dengan tabel perkembangan
d.
Keluarga
mendapatkan manfaat dari pelayanan spesialis
3.
Diagnosa 3
a.
Anak
berpartisipasi dalam aktivitas bermain dan berolahraga
b.
Anak tidak
mengalami cedera yang berkaitan dengan aktivitas fisik
4.
Diagnosa 4
Anak mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik sehingga anak dapat
menjalin hubungan baik dengan orang lain tidak merasa minder
5.
Diagnosa 5
a.
Keluarga
mengetahui tentang perawatan pada anak dengan Sindrome Down
b.
Keluarga
berpartisipasi aktif dalam perawatan anaknya
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sindrom Down adalah kecacatan kromosom bercirikan
kehadiran bahan genetik salinan tambahan kromosom pada keseluruhan trisomi 21
atau sebahagian, disebabkan translokasi kromosom (wikipedia melayu). Anak
dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya kromosom 21 yang
berlebihan (Soetjiningsih).
Penyebab yang spesifik belum diketahui, tapi kehamilan
oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom
down. Karena diperjirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan
“non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15.
Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua.
B.
Saran
Dalam melakukan perawatan pada anak dengan syndrome
down, seorang perawat harus mempu mengajak keluarga untuk aktif berpartisipasi
dalam setiap kegiatan keperawatan. Hal ini ditujukan untuk memberikan
pendidikan kepada keluarga karena setelah keluar dari rumah sakit maka
keluargalah yang dituntut untuk bisa melakukan perawatan home care.
DAFTAR PUSTAKA
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pedriatrik Edisi 4. Jakara:
EGC
http://link.cd2000.net/cache/?s=http://varyaskep.wordpress.com/2009/01/21/down-syndrom-pada-anak/
diakses pada 04-02-2014: 21.00 WIB
http://h-bie2.blogspot.com/2009/02/blog-post.html. diakses pada 04-05-2010;
21.37 WIB