Kamis, 28 Juli 2016

SUPERVISI DALAM KEPERAWATAN



KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena, atas berkat rahmat dan karuniaNyalah.Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada semester III, di tahun ajaran 2015, dengan judul  “SUPERVISI DALAM KEPERAWATAN”.
Dalam penyelesaian makalah ini , penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai sumber yang telah memberi pengetahuan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini. 
 Penulis sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.




                                                                                                Padang, november 2015


                                                                                                            Penulis















BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar belakang
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang berkesinambungan selama 24 jam terus-menerus, untuk memberikan pelayanan yang bermutu perlu dukungan sumber-sumber antara lain Sumber Daya Manusia, standar pelayanan dan fasilitas yang memadai.
Perawat mempunyai peran sentral dalam upaya mencapai tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk memberikan pelayanan keehatan yang bermutu pada klien dan keluarga melalui supervisi.
Supervisi adalah salah satu fungsi pokok yang harus dilaksanakan oleh pengelola manajer dari yang terendah, menengah dan atas. Supervisi merupakan bagian yang penting dalam manajemen keperawatan. Melalui supervisi, SDM keperawatan akan mempertahankan kemampuan dan perilaku dalam melaksanakan asuhan keperawatan sehingga kualitas asuhan yang diterima klien selalu sama pada setiap orang. Oleh karena itu sebagai seorang perawat professional diharapkan mempunyai kemampuan dalam melaksanakan supervisi.

2.      Tujuan
a.       Tujuan umum
Setelah materi ini disampaikan, peserta diharapkan mampu melaksanakan supervisi pada unit pelayanan keperawatan
b.      Tujuan khusus
            Peserta pelatihan mampu :
1.      Menjelaskan pengertian supervisi
2.      Menyebutkan tujuan supervisi
3.      Menjelaskan manfaat supervisi
4.      Menjelaskan peran dan fungsi supervisi
5.      Menjelaskan prinsip-prinsip supervisi
6.      Menjelaskan model-model supervisi
7.      Melaksanakan fungsi supervisi


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian supervisi
Supervisi mempunyai pengertian yang luas, yaitu segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan untuk pertumbuhan keahlian dan ketrampilan perawat.
Menurut Yura dan Helen (1981), supervisi adalah mengawasi, meneliti dan memeriksa, yang dipandang sebagai proses dinamis dengan memberikan dorongan dan berpartisipasi dalam pengembangan diri staf dan pelaksanaan keperawatan. Sedangkan menurut Kron T.(1987), supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus-menerus pada setiap tenaga keperawatan dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap tenaga keperawatan dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, trampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang mereka miliki. Menurut Swansburg dan Swansburg (1990), supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan staf keperawatan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
Supervisi mengandung pengertian yang demokratis dimana bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan intruksi atau ketentuan yang telah dibuat, tetapi berusaha bersama perawat memperbaiki pelayanan keperawatan yang diberikan. Oleh karena itu, staf keperawatan yang disupervisi bukan sebagai pelaksana pasif, melainkan partner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikut sertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan.
Supervisor harus mampu mengoptimalkan kondisi kerja yang nyaman meliputi lingkungan fisik, suasana kerja, jumlah peralatan dan system yang memudahkan pelaksana tugas. Lingkungan yang sehat dapat bekerja lebih baik. Supervisor perlu menempatkan suasana kebersamaan yang berfokus kepada “kita”, bukan kepada “saya” 


2.      Tujuan supervisi
1)      Mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan/khusus tenaga baru
2)      Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3)      Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas agar menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi dan tugas sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan
4)      Memberikan layanan dan bantuan kepada staf dan pelaksana keperawatan apabila menghadapi kendala dalam pelaksanaan
5)      Mengembangkan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan

3.      Kompetensi  Supervisor
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
a.       Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas sehingga dapat dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan
b.      Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksana keperawatan
c.       Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaksana keperawatan
d.      Proses kelompok
e.       Memberi latihan dan bimbingan yang diperlukan staf
f.       Melakukan penilaian terhadap penampilan kerja perawat
g.      Mengadakan pengawasan agar pelayanan keperawatan lebih baik

4.      Fungsi Supervisi
a.       Untuk mengatur dan mengorganisasi proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang staf dan SOP
b.      Menilai dan memperbaiki factor-faktor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan
c.       Briggs, mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi dalam keperawatan ialah mengkoordinasi, menstimuli dan mendorong kearah peningkatan kwalitas asuhan keperawatan

5.      Peran Supervisi
1)      Menurut Bowe dan Deas Lore, dikutip Yuslis ( 1995), menyatakan peranan supervisor dalam keperawatan menitik beratkan kepada perencanaan, pelaksanaan tugas, pelimpahan tanggung jawab, memberi kesempatan pada staf untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan standar asuhan keperawatan, memberi support, mempertahankan kebersamaan
2)      Olivia (1976) mengatakan bahwa peranan supervisor adalah koordinator, konsultan, pemimpin kelompok evaluator
3)      Secara umum peranan supervisor dalam keperawatan adalah leader, koordinator, pembantu/pelayan, pelatih, pembimbing, evaluator, peneliti dan inspektur  

6.      Prinsip-prinsip dalam supervise
1)      Didasarkan atas hubungan professional dan bukan pribadi
2)      Kegiatan yang direncanakan secara matang
3)      Bersifat edukatif, suppotif dan informal
4)      Memberikan perasaan aman pada staf
5)      Membentuk suatu kerja sama
6)      Objektif dan sanggup melakukan self evaluation ( mengkaji diri sendiri ).
7)      Progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing
8)      Kontruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan
9)      Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan

7.      Teknik supervisi
1.      Langsung
a.       Teknik supervisi dimana supervisor berpartisipasi langsung dalam melakukan supervisi. Kelebihan dari teknik ini pengarahan dan petunjuk dari supervisor tidak dirasakan sebagai suatu perintah, selain itu umpan balik dan perbaikan dapat dilakukan langsung saat ditemukan adanya penyimpangan.
b.      Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah :
c.       Pengarahan harus lengkap
d.      Mudah dipahami
e.       Menggunakan kata-kata yang tepat
f.       Berbicara dengan jelas dan lambat
g.      Berikan arahan yang logis
h.      Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
i.        Pastikan bahwa arahan dipahami
j.        Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut

2.      Tidak langsung
a.       Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

8.      Elemen Proses Supervisi :
1)      Standar praktek keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menilai dan
mengarahkan penyimpangan yang terjadi.
2)      Fakta empirik di lapangan, sebagai pembanding untuk pencapaian tujuan dan
menetapkan kesenjangan
3)      Adanya tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun upaya memperbaiki

9.      Model model supervisi keperawatan
Selain  cara  supervisi  yang  telah  diuraikan,  beberapa  model  supervisi dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi antara lain (Suyanto, 2008):
1.      Model konvensional
Model  supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan  masalah dan kesalahan dalam pemberian asuahan keperawatan. Supervisi dilakukan untuk mengoreksi kesalahan dan memata-matai staf dalam mengerjakan  tugas.  Model  ini  sering  tidak  adil  karena  hanya  melihat  sisi negatif  dari  pelaksanaan  pekerjaan  yang  dilakukan  para  perawat  pelaksana sehingga sulit terungkap sisi positif,  hal-hal yang baik ataupun keberhasilan yang telah dilakukan
2.      Model ilmiah
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah direncanakan sehingga tidak hanya mencari kealahan atau masalah saja. Oleh karena itu supervisi yang dilakukan dengan model ini memilki karasteristik sebagai berikut yaitu, dilakukan secara berkesinambungan, dilakukan dengan prosedur, instrument dan standar supervisi yang baku, menggunakan data yang objektif sehingga dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.
3.      Model klinis
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana dalam mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya dalam pemberian asuahn keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan secara sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan.
4.      Model artistic
Supervisi model artistic dilakukan dengan pendekatan personal untuk menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat pelaksana yang disupervisi. Dengan demikian akan tercipta hubungan saling percaya sehingga hubungna antara perawat dan supervisor akan terbuka dam mempermudah proses supervisi.


















BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Supervisi mempunyai pengertian yang luas, yaitu segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan untuk pertumbuhan keahlian dan ketrampilan perawat.

























DAFTAR PUSTAKA

Gilles Dee Ann. 1996. Manajemen Keperawatan. FKUI, Jakarta
Murnijaya, 1999. Manajemen Kesehatan. EGC. Jakarta
Surakhman, Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. Rineka cipta, Jakarta