KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena, atas berkat rahmat dan
karuniaNyalah.Makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas pada semester
III, di tahun ajaran 2015, dengan judul “SUPERVISI DALAM KEPERAWATAN”.
Dalam penyelesaian makalah ini , penulis banyak mengalami
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.
Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai sumber yang telah memberi pengetahuan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah
ini.
Penulis sadar, sebagai seorang
mahasiswa yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Padang,
november 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pelayanan keperawatan
merupakan pelayanan yang berkesinambungan selama 24 jam terus-menerus, untuk
memberikan pelayanan yang bermutu perlu dukungan sumber-sumber antara lain
Sumber Daya Manusia, standar pelayanan dan fasilitas yang memadai.
Perawat
mempunyai peran sentral dalam upaya mencapai tujuan pelayanan kesehatan di
rumah sakit untuk memberikan pelayanan keehatan yang bermutu pada klien dan
keluarga melalui supervisi.
Supervisi adalah salah satu
fungsi pokok yang harus dilaksanakan oleh pengelola manajer dari yang terendah,
menengah dan atas. Supervisi merupakan bagian yang penting dalam manajemen
keperawatan. Melalui supervisi, SDM keperawatan akan mempertahankan kemampuan
dan perilaku dalam melaksanakan asuhan keperawatan sehingga kualitas asuhan
yang diterima klien selalu sama pada setiap orang. Oleh karena itu sebagai
seorang perawat professional diharapkan mempunyai kemampuan dalam melaksanakan
supervisi.
2.
Tujuan
a.
Tujuan umum
Setelah materi ini
disampaikan, peserta diharapkan mampu melaksanakan supervisi pada unit
pelayanan keperawatan
b.
Tujuan khusus
Peserta pelatihan mampu :
1.
Menjelaskan pengertian supervisi
2.
Menyebutkan tujuan supervisi
3.
Menjelaskan manfaat supervisi
4.
Menjelaskan peran dan fungsi supervisi
5.
Menjelaskan prinsip-prinsip supervisi
6.
Menjelaskan model-model supervisi
7.
Melaksanakan fungsi supervisi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian supervisi
Supervisi
mempunyai pengertian yang luas, yaitu segala bantuan dari pemimpin/penanggung
jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lain
dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan
untuk pertumbuhan keahlian dan ketrampilan perawat.
Menurut Yura dan Helen (1981),
supervisi adalah mengawasi, meneliti dan memeriksa, yang dipandang sebagai
proses dinamis dengan memberikan dorongan dan berpartisipasi dalam pengembangan
diri staf dan pelaksanaan keperawatan. Sedangkan menurut Kron T.(1987),
supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong dan memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara
terus-menerus pada setiap tenaga keperawatan dengan sabar, adil serta bijaksana
sehingga setiap tenaga keperawatan dapat memberikan asuhan keperawatan dengan
baik, trampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan yang mereka miliki. Menurut Swansburg dan Swansburg (1990),
supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan staf
keperawatan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
Supervisi
mengandung pengertian yang demokratis dimana bukan hanya mengawasi apakah
seluruh staf keperawatan menjalankan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan
intruksi atau ketentuan yang telah dibuat, tetapi berusaha bersama perawat
memperbaiki pelayanan keperawatan yang diberikan. Oleh karena itu, staf
keperawatan yang disupervisi bukan sebagai pelaksana pasif, melainkan partner
kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar,
dihargai dan diikut sertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan.
Supervisor
harus mampu mengoptimalkan kondisi kerja yang nyaman meliputi lingkungan fisik,
suasana kerja, jumlah peralatan dan system yang memudahkan pelaksana tugas. Lingkungan yang sehat dapat bekerja lebih baik. Supervisor perlu
menempatkan suasana kebersamaan yang berfokus kepada “kita”, bukan kepada
“saya”
2.
Tujuan supervisi
1) Mengorientasikan staf dan
pelaksana keperawatan/khusus tenaga baru
2) Melatih staf dan pelaksana
keperawatan
3) Memberikan arahan dalam
pelaksanaan tugas agar menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi dan tugas
sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan
4) Memberikan layanan dan bantuan
kepada staf dan pelaksana keperawatan apabila menghadapi kendala dalam
pelaksanaan
5)
Mengembangkan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan
3. Kompetensi Supervisor
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
a. Memberikan pengarahan dan
petunjuk yang jelas sehingga dapat dimengerti oleh staf dan pelaksana
keperawatan
b. Memberikan saran, nasehat dan
bantuan kepada staf dan pelaksana keperawatan
c. Memberikan motivasi untuk
meningkatkan semangat kerja staf dan pelaksana keperawatan
d. Proses kelompok
e. Memberi latihan dan bimbingan
yang diperlukan staf
f. Melakukan penilaian terhadap
penampilan kerja perawat
g.
Mengadakan pengawasan agar pelayanan keperawatan lebih baik
4.
Fungsi Supervisi
a. Untuk mengatur dan
mengorganisasi proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut
pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang staf dan SOP
b. Menilai dan memperbaiki
factor-faktor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan
c.
Briggs, mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi dalam keperawatan ialah
mengkoordinasi, menstimuli dan mendorong kearah peningkatan kwalitas asuhan
keperawatan
5.
Peran Supervisi
1) Menurut Bowe dan Deas Lore,
dikutip Yuslis ( 1995), menyatakan peranan supervisor dalam keperawatan menitik
beratkan kepada perencanaan, pelaksanaan tugas, pelimpahan tanggung jawab,
memberi kesempatan pada staf untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan standar
asuhan keperawatan, memberi support, mempertahankan kebersamaan
2) Olivia (1976) mengatakan bahwa
peranan supervisor adalah koordinator, konsultan, pemimpin kelompok evaluator
3) Secara umum peranan supervisor
dalam keperawatan adalah leader, koordinator, pembantu/pelayan, pelatih,
pembimbing, evaluator, peneliti dan inspektur
6.
Prinsip-prinsip dalam supervise
1) Didasarkan atas hubungan
professional dan bukan pribadi
2) Kegiatan yang direncanakan
secara matang
3) Bersifat edukatif, suppotif
dan informal
4) Memberikan perasaan aman pada
staf
5) Membentuk suatu kerja sama
6) Objektif dan sanggup melakukan
self evaluation ( mengkaji diri sendiri ).
7) Progresif, inovatif, fleksibel
dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing
8) Kontruktif dan kreatif dalam
mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan
9)
Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan
7.
Teknik
supervisi
1.
Langsung
a.
Teknik supervisi dimana supervisor
berpartisipasi langsung dalam melakukan supervisi. Kelebihan dari teknik ini
pengarahan dan petunjuk dari supervisor tidak dirasakan sebagai suatu perintah,
selain itu umpan balik dan perbaikan dapat dilakukan langsung saat ditemukan
adanya penyimpangan.
b.
Supervisi dilakukan langsung pada
kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan supervisor
terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan
sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah :
c.
Pengarahan harus lengkap
d.
Mudah dipahami
e.
Menggunakan kata-kata yang tepat
f.
Berbicara dengan jelas dan lambat
g.
Berikan arahan yang logis
h.
Hindari memberikan banyak arahan
pada satu saat
i.
Pastikan bahwa arahan dipahami
j.
Yakinkan bahwa arahan anda
dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
2.
Tidak langsung
a.
Supervisi dilakukan melalui laporan
baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat langsung kejadian di
lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat
diberikan secara tertulis.
8.
Elemen
Proses Supervisi :
1) Standar praktek keperawatan yang
digunakan sebagai acuan dalam menilai dan
mengarahkan penyimpangan yang terjadi.
2) Fakta empirik di lapangan, sebagai
pembanding untuk pencapaian tujuan dan
menetapkan kesenjangan
3) Adanya tindak lanjut sebagai upaya
mempertahankan kualitas maupun upaya memperbaiki
9.
Model model supervisi keperawatan
Selain cara supervisi yang telah diuraikan, beberapa model supervisi dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi antara lain (Suyanto, 2008):
1.
Model
konvensional
Model supervisi dilakukan
melalui inspeksi langsung untuk menemukan masalah dan kesalahan dalam pemberian asuahan keperawatan.
Supervisi dilakukan untuk mengoreksi kesalahan dan memata-matai staf dalam mengerjakan tugas. Model ini sering tidak adil karena hanya melihat sisi
negatif dari pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan para perawat pelaksana sehingga sulit terungkap sisi positif, hal-hal yang baik ataupun keberhasilan yang telah dilakukan
2.
Model
ilmiah
Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang sudah direncanakan
sehingga tidak hanya mencari kealahan atau masalah saja. Oleh karena itu
supervisi yang dilakukan dengan model ini memilki karasteristik sebagai berikut
yaitu, dilakukan secara berkesinambungan, dilakukan dengan prosedur, instrument
dan standar supervisi yang baku, menggunakan data yang objektif sehingga dapat
diberikan umpan balik dan bimbingan.
3.
Model
klinis
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana
dalam mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya dalam
pemberian asuahn keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan secara sistematis
melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat
selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan.
4.
Model
artistic
Supervisi model artistic dilakukan dengan pendekatan personal untuk
menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat pelaksana
yang disupervisi. Dengan demikian akan tercipta hubungan saling percaya
sehingga hubungna antara perawat dan supervisor akan terbuka dam mempermudah
proses supervisi.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Supervisi
mempunyai pengertian yang luas, yaitu segala bantuan dari pemimpin/penanggung
jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lain
dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan
untuk pertumbuhan keahlian dan ketrampilan perawat.
DAFTAR
PUSTAKA
Gilles Dee Ann.
1996. Manajemen Keperawatan. FKUI, Jakarta
Murnijaya,
1999. Manajemen Kesehatan. EGC. Jakarta
Surakhman,
Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. Rineka cipta, Jakarta